Tes Pengaruh Keluarga Asal (Family) - Pranikah (Couple Edition) untuk Calon Istri

https://storage.tally.so/bd1cd740-2795-48a6-a658-3d42faef3d01/digital-data-security-protection-hacking_03-Converted-copy.png

Suasana menjadi tegang, ada teriakan atau perdebatan panas.

Masalahnya jarang dibicarakan, orang-orang cenderung saling mendiamkan.

Kami didorong untuk berbicara dengan tenang dan mencari jalan tengah.

Orang tersebut akan disalahkan atau dikritik secara terbuka.

Kesalahan itu cenderung didiamkan atau diabaikan untuk menghindari konflik.

Kesalahan dibicarakan secara pribadi sebagai pelajaran, diikuti dengan permintaan maaf dan memaafkan.

Bicara terus terang saja, bahkan jika itu menyakitkan.

Topik seperti itu sebaiknya tidak pernah dibicarakan secara langsung.

Boleh dibicarakan, asalkan dengan cara yang hati-hati dan penuh hormat.

Dengan pelukan, pujian, dan kata-kata afirmatif yang jelas.

Dengan memastikan semua kebutuhan materi terpenuhi dan memberikan bantuan praktis.

Kami tidak terlalu sering menunjukkannya; kami hanya tahu kami saling menyayangi.

Hampir tidak ada privasi, semua orang terlibat dalam urusan satu sama lain.

Setiap orang sangat menjaga jarak dan jarang berbagi masalah pribadi.

Kami saling mendukung tapi juga menghargai kebutuhan akan ruang dan waktu sendiri.

Semua orang berkumpul, memberikan dukungan emosional yang besar.

Saya diharapkan untuk kuat dan menghadapinya sendiri.

Mereka akan menawarkan bantuan praktis atau nasihat jika saya memintanya.

Ayah, sebagai kepala keluarga yang memegang otoritas.

Ibu, yang lebih banyak mengelola urusan sehari-hari.

Keputusan selalu coba diambil bersama melalui musyawarah.

Keluarga adalah prioritas utama, karier nomor dua.

Didukung penuh untuk sukses, selama tanggung jawab rumah tangga tidak terbengkalai.

Didukung penuh tanpa syarat, sama seperti ambisi laki-laki.

Masing-masing orang bertanggung jawab atas urusannya sendiri.

Dibagi bersama atau oleh siapa pun yang lebih terorganisir.